LHOKSEUMAWE – Waduk di Gampong Seuneubok, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe, Aceh, dikeringkan pada Jumat (26/2/2021) untuk mengairi sawah yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau. Selain sebagai solusi irigasi, momen ini juga menjadi ajang panen ikan massal yang dinantikan warga setiap tahun.
Panen Ikan Sekaligus Tradisi Hiburan
Pengeringan waduk ini disambut antusias oleh warga setempat dan Gampong tetangga. Begitu air surut, warga berbondong-bondong turun ke dasar waduk untuk menangkap ikan secara bebas, tanpa pembatasan jumlah. Tradisi ini telah berlangsung selama bertahun-tahun dan menjadi hiburan tahunan yang ditunggu-tunggu masyarakat.
“Hari ini panen dibuka dari pukul 14.00 WIB sampai menjelang Magrib. Saya dapat sekitar lima kilogram ikan,” ujar Syarwan (37), warga Seuneubok.
Ikan-ikan yang dipanen umumnya berukuran besar, bahkan ada yang mencapai setengah kilogram. Hasil tangkapan biasanya untuk konsumsi sendiri, namun sebagian warga juga menjualnya karena jumlahnya cukup melimpah.
Irigasi Sawah dan Pengelolaan Air
Waduk Seuneubok berfungsi utama sebagai penampungan air untuk irigasi lahan pertanian warga. Menurut Syarwan, pengeringan waduk dilakukan satu hingga dua kali setiap tahun, tergantung kebutuhan air untuk sawah.
Sebelum panen ikan dimulai, warga terlebih dahulu menunggu pengumuman resmi dari perangkat Gampong. Hal ini dilakukan untuk menjaga keteraturan dan memberikan kesempatan yang adil bagi semua warga.
Kegiatan Ramai, Dewasa dan Anak-anak Turut Serta
Kegiatan panen ikan ini diikuti oleh berbagai kalangan usia. Anak-anak pun turut serta, membawa alat tangkap sederhana seperti jala, jaring bambu, bahkan ember bekas.
Karena kedalaman air hanya sekitar satu meter, banyak anak juga bermain air dan lumpur sambil ikut menangkap ikan, menjadikan suasana penuh keceriaan.
“Bukan hanya panen, tapi juga hiburan bagi warga. Bisa kumpul, senang-senang, apalagi pas musim kemarau begini,” tambah Syarwan.
Potensi Panen Mencapai Satu Ton
Dalam satu kali panen, ikan yang berhasil ditangkap warga bisa mencapai lebih dari satu ton. Jenis ikan yang dipanen beragam, tergantung yang berkembang di waduk selama masa pengisian air.
Tradisi ini menjadi momen berharga yang tidak hanya mendukung kebutuhan pangan, tetapi juga memperkuat kebersamaan warga Gampong.
